MelaluiMediasi Elemen Brand Associations, Brand Loyalty dan Brand Awareness Pada Air Conditioner (AC) Merek LG Di Surabaya. Universitas Surabaya. Kasbella, Wahyuni Putri., Putu Nina Madiawati. (2017). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Terhadap Produk Kosmetik Jafra. e-Proceeding of Management, 4, 660.
Pemasaran politik atau political marketing adalah serangkaian aktivitas terencana, strategis dan taktis dalam menyebarkan makna politik kepada pemilih untuk mensukseskan kandidat atau partai politik dengan segala aktivitas politiknya yang dilakukan dengan metode atau pendekatan marketing dalam menghadapi persaingan dan memperebutkan pasar market melalui saluran-saluran komunikasi tertentu dengan tujuan mengubah wawasan, pengetahuan, sikap dan perilaku calon pemilih secara efektif dan pendekatan marketing dalam dunia politik yang dikenal dengan istilah marketing politik political marketing memberikan inspirasi tentang cara seorang kandidat dalam membuat produk berupa isu dan program kerja berdasarkan permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi masyarakat. Marketing politik bukanlah konsep untuk menjual partai politik, namun sebuah konsep yang menawarkan bagaimana sebuah partai politik atau kontestan bisa membuat program yang berhubungan dengan permasalahan aktual. Marketing politik adalah konsep permanen yang harus dilakukan terus menerus oleh kandidat dalam membangun kepercayaan melalui proses jangka marketing politik muncul sebagai suatu pendekatan baru dalam ilmu politik yang mampu menjawab kebutuhan strategi yang dapat menghasilkan kemenangan dalam pemilu. Dalam iklim politik yang penuh dengan persaingan terbuka dan transparan, kontestan memerlukan suatu metode yang dapat memfasilitasi mereka dalam memasarkan inisiatif politik, gagasan politik, isu politik, ideologi, karakteristik calon, serta program kerja pada definisi dan pengertian pemasaran politik atau political marketing dari beberapa sumber buku Andrias dan Nurohman 2013, pemasaran politik adalah serangkaian aktivitas terencana, strategis tapi juga taktis, berdimensi jangka panjang dan jangka pendek, untuk menyebarkan makna politik kepada pemilih. Menurut Firmanzah 2012, pemasaran politik adalah penggunaan pendekatan dan metode marketing untuk membantu politikus ataupun partai politik agar lebih efisien serta efektif dalam membangun hubungan dua arah dengan konstituen dan masyarakat. Menurut Haroen 2014, pemasaran politik adalah penerapan konsep dan metode marketing ke dalam dunia politik. Marketing diperlukan untuk menghadapi persaingan dalam memperebutkan pasar market, yang dalam hal ini adalah para pemilih. Menurut Cangara 2009, pemasaran politik adalah penyebarluasan informasi tentang kandidat, partai, dan program yang dilakukan oleh aktor-aktor politik komunikator melalui saluran-saluran komunikasi tertentu yang ditujukan kepada segmen sasaran tertentu dengan tujuan mengubah wawasan, pengetahuan, sikap, dan perilaku para calon pemilih sesuai dengan keinginan pemberi Kotler 1999, pemasaran politik adalah suatu penggiatan pemasaran untuk mensukseskan kandidat atau partai politik dengan segala aktivitas politiknya melalui kampanye program pembangunan perekonomian atau kepedulian Pemasaran Politik Menurut Firmanzah 2012, sama seperti pemasaran pada umumnya, marketing politik juga memiliki empat bauran pemasaran yang dikenal dengan istilah 4P, yaitu produk product, promosi promotion, harga price dan penempatan place. Adapun penjelasan ke empat bauran pemasaran politik tersebut adalah sebagai berikuta. Product Produk Produk product yang ditawarkan institusi politik merupakan sesuatu yang kompleks, dimana pemilih akan menikmatinya setelah sebuah partai arau seorang kandidat terpilih. Produk berarti partai, kandidat, dan gagasan-gagasan partai yang akan disampaikan kepada konstituen. Produk ini berisi konsep, identitas ideologi, baik dimasa lalu maupun sekarang yang berkontribusi dalam pembentukan sebuah produk utama sebuah institusi politik adalah platform partai yang berisikan konsep, identitas ideologi, dan program kerja sebuah institusi. Selain itu, apa yang telah dilakukan partai politik di masa lalu berkontribusi dalam pembentukan sebuah produk politik. Akhirnya, karakteristik atau ciri seorang pemimpin atau kandidat memberikan citra, simbol, dan kredibilitas sebuah produk politik political product.Tiga dimensi penting yang harus dipahami dari sebuah produk politik adalah 1 person/ party/ideology pribadi/partai/ideologi, 2 loyalty kesetiaan, dan 3 mutability bisa berubah-ubah. Seorang kandidat, partai politik dan ideologi partai adalah identitas sebuah institusi politik yang ditawarkan ke pemilih. Para pemilih akan mempertimbangkan mana yang mewakili suara mereka. Loyalitas pemilih adalah sesuatu yang ingin dicapai oleh sebuah institusi politik. Kandidat perlu menjaga kepercayaan pemilih agar pemilih tetap memberikan suaranya. Mutability atau berubah-ubah, berkaitan dengan persepsi pemilih terhadap kandidat. Produk-produk politik inilah yang merupakan modal utama kandidat dalam yang harus dikembangkan dan dijaga agar masyarakat dapat memilih mereka sebagai wakil dari suara Promotion Promosi Promosi promotion adalah upaya periklanan, kehumasan, dan promosi untuk sebuah partai yang dibaurkan sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dalam melakukan promosi produk yang mereka punya, partai politik biasanya menggunakan media massa. Media massa seperti televisi, baliho, selebaran, spanduk atau surat kabar menjadi sarana yang paling tepat untuk mempromosikan produk politik. Selain itu, promosi juga bisa dilakukan melalui pengarahan massa dalam jumlah besar untuk menghadiri sebuah pawai atau temu kader. Selain ingin tetap menjaga antara institusi politik dengan masanya, kesempatan macam ini akan diliput oleh media massa sehingga tidak bisa langsung dilihat sebagai media Price Harga Harga price, mencakup banyak hal, mulai dari ekonomi, psikologis, sampai citra nasional. Harga ekonomi mencakup semua biaya yang dikeluarkan partai selama periode kampanye. Harga psikologis mengacu pada harga persepsi psikologis misalnya, pemilih merasa nyaman dengan latar belakang etnis, agama, pendidikan dan lain-lain. Sedangkan harga citra nasional berkaitan dengan apakah pemilih merasa kandidat tersebut dapat memberikan citra positif dan dapat menjadi kebanggaan Place Penempatan Penempatan place berkaitan erat dengan cara hadir atau distribusi sebuah partai dan kemampuannya dalam berkomunikasi dengan para pemilih. Ini berarti sebuah partai harus dapat memetakan struktur serta karakteristik masyarakat baik itu geografis maupun demografis. Partai politik dan kandidat presiden dan kepala daerah mendistribusikan pesan dengan cara kunjungan ke daerah-daerah tertentu dan juga tempat-tempat seperti pasar tradisional. Berbeda dengan kandidat kepala desa, dikarenakan mereka telah berada pada wilayah yang sama dengan pemilih maka distribusi pesan dilakukan dengan cara kunjungan langsung kerumah warga-warga yang merupakan pendukung STP Segmentasi, Targeting dan Positioning dalam Pemasaran Politik Pendakatan marketing muncul sebagai suatu pendekatan baru dalam ilmu politik yang mampu menjawab kebutuhan strategi yang dapat menghasilkan kemenangan dalam pemilu. Secara ideal teori marketing politik yang paling sesuai dengan proses sukses pada pemilu adalah berdasarkan konsep pendekatan marketing politik adalah proses yang menawarkan kepada para politisi untuk dapat mengefektifkan penyusunan produk politik, segmentasi politik, positioning politik, komunikasi politik, dan kampanye politik. Menurut Firmanzah 2012, strategi segmentasi, targeting, dan positioning politik dilakukan dengan cara sebagai berikut a. Segmentasi Politik Segmentasi merupakan proses pengelompokan yang menghasilkan kelompok berisi individu-individu yang dihasilkan disebut sebagai segmen. Segmentasi sangat diperlukan untuk menyusun program kerja partai, terutama cara berkomunikasi dan membangun interaksi dengan masyarakat. Tanpa segmentasi, partai politik akan kesulitan dalam penyusunan pesan politik, program kerja, kampanye politik, sosialisasi, dan produk pasar sangat tergantung pada segmentasi yang merupakan aktivitas seperti deteksi, evaluasi dan pemilihan kelompok yang memiliki kesamaan karakteristik sehingga memungkinkan untuk mendesain suatu strategi yang sesuai dengan karakteristik tersebut. Dalam segmentasi, masyarakat akan diidentifikasi dan dikelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu. Kompleksitas dan kerumitan struktur masyarakat dicoba disederhanakan melalui identifikasi setiap kelompok yang menjadi penyusun utama suatu segmentasi perlu dilakukan untuk memudahkan partai politik ataupun individu menganalisis perilaku masyarakat, mengingat masyarakat terdiri dari berbagai kelompok yang memiliki latar belakang dan karakteristik yang berbeda. Masing-masing membutuhkan pendekatan yang berdeda satu dengan yang lainnya. Partai politik ataupun individu harus memahami dengan siapa mereka Targeting Politik Dalam targeting, yang pertama kali dilakukan adalah membuat standard dan acuan pengukuran masing-masing segmen politik. Standar yang digunakan sebagai acuan yaitu menggunakan jumlah dan besaran pemilih, jadi wilayah mana yang penduduknya penuh dengan pemilih atau populasi yang banyak, karena merekalah penyumbang suara terbanyak pada saat pemilihan umum. Tidak hanya wilayah dengan populasi terbanyak saja yang dijadikan sebagai targeting oleh partai politik, targeting juga bisa dilakukan di wilayah yang memiliki banyak tokoh penting bagi masyarakatnya, karena dengan hal itu partai politik bisa membuka opini publik agar dapat memperoleh suara banyak. Meskipun jumlah kelompok masyarakat tersebut tidak memiliki besaran yang signifikan, pengaruh mereka dalam membentuk opini publik sangat Positioning Politik Positioning dalam marketing politik adalah semua aktivitas untuk menanamkan kesan di benak para konsumen agar mereka bias membedakan produk dan jasa yang dihasilkan oleh organisasi bersangkutan. Dalam positioning, atribut produk dan jasa yang dihasilkan akan terekam dalam bentuk image yang terdapat dalam sistem kognitif konsumen. Dengan demikian, pemilih akan lebih mudah untuk membedakan produk dan jasa yang dihasilkan oleh calon kandidat. Konsepnya, semakin tinggi image yang ditanamkan kepada pemilih, maka semakin mudah pemilih mengingat kandidat atau partai tersebut. Image politik itu terdiri dari program kerja partai, isu politik dan image pemimpin partai. Dalam hal ini positioning tidak dapat dilakukan dalam jangka pendek melainkan dilakukan dalam waktu jangka panjang. Hal ini dikarenakan menempatkan image dan kesan positif dalam benak masyarakat membutuhkan konsistensi dalam jangka waktu yang Kampanye dalam Pemasaran Politik Menurut Nursal 2004, terdapat tiga strategi mengkampanyekan political marketing yaitu; pemasaran produk politik secara langsung kepada calon pemilih push political marketing , pemasaran produk politik melalui media massa pull political marketing dan melalui kelompok, tokoh atau organisasi yang berpengaruh pass political marketing. Adapun penjelasan ketiga strategi tersebut adalah sebagai berikuta. Pemasaran Langsung Kepada Calon Pemilih Push Political Marketing Push Political Marketing merupakan pemasaran produk politik secara langsung ke calon pemilih. Strategi ini lebih berfokus pada isu-isu yang penting bagi para electorate dan bukan hanya menjual kandidat atau partai sebagai sebuah komunitas. Pesan komunikasi pada strategi ini bisa disampaikan secara langsung oleh kandidat atau partai, tapi bisa juga melalui relawan yang datang membagikan brosur, flyer, sticker dan sebagainya. Relawan inilah yang bertugas untuk mengumpulkan data yang berupa persepsi electorate, mengukur pengaruh pesan dan mencatat perubahan dalam sikap dan perilaku electorate. Dalam pemilihan tingkat nasional, strategi ini adalah hal yang paling sulit dilakukan mengingat membutuhkan banyak tenaga dan biaya. Namun untuk pemilihan lokal cara ini cukup mudah untuk Pemasaran Melalui Media Massa Pull Political Marketing Pull Political Marketing adalah strategi yang paling banyak digunakan oleh partai dan kandidat. Penyampaian pesan strategi ini dilakukan melalui media massa baik elektronik, cetak, luar ruang, mobile dan internet. Strategi ini mempunyai kelebihan dapat membombardir pesan kepada khalayak, namun kurang dapat terukur efektivitas-nya. Karena membutuhkan biaya yang sangat besar, strategi ini biasanya dilakukan oleh partai atau kandidat kaya atau mempunyai dana kampanye yang Pemasaran Melalui Tokoh, Kelompok atau Organisasi Berpengaruh Pass Political Marketing Strategi yang terakhir adalah pass political marketing, strategi ini penyampaian pesan dilakukan melalui individu, kelompok atau organisasi yang mempunyai pengaruh. Strategi ini memerlukan kehati-hatian dalam melakukannya karena jika terjadi kesalahan maka akan berakibat fatal pesan komunikasi tidak akan diterima bahkan ditolak. Cara-cara pendekatan dan lobbying pada strategi ini perlu disesuaikan dengan tipe-tipe individu, kelompok dan organisasinya. Tidak bisa satu transaksi digunakan untuk PustakaAndrias, dan Nurohman, Taufik. 2013. Partai Politik dan Pemilukada Analisis Marketing Politik dan Strategi Positioning Partai Politik Pada Pilkada Kabupaten Tasikmalaya. Tasikmalaya Universitas 2012. Marketing Politik. Jakarta Pustaka Obor Dewi. 2014. Personal Branding Kunci Kesuksesan di Dunia Politik. Jakarta Gramedia Pustaka Hafied. 2009. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta Raja Grafindo Philip. 1999. Marketing. Jakarta Adman. 2004. Political Marketing Strategi Menenangkan Pemilu, Sebuah Pendekatan Baru Kampanye Pemilihan DPD, DPRD. Jakarta Gramedia Pustaka Utama.
Kurikulumyang membuka akses bagi generasi milenial mendapatkan ilmu dan pelatihan untuk menjadi pekerja yang kompetitif dan produktif. Dalam konteks industri dan produksi, Industri 4.0 dipahami
Berikut sekelumit tentang “kekuatan” Information and Communication Technology ICT terhadap sebuah kekuatan politik, khususnya tentang kampanye. Bisa jadi, hal ini bukan sesuatu yang baru. Pasalnya, pada pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 1944 saja, Franklin D Roosevelt telah menggunakan teknologi yang cangih pada jamannya, yakni Radio, sebagai sarana untuk mensukseskan pemilihannya. Di Indonesia saat ini berbagai inovasi dalam berkampanye sudah dilakukan. Berbagai strategi kampanye yang ada di luar negeri dicoba diterjemahkan dan diimplementasikan di Indonesia. Sayangnya, banyak pihak belum menggabungkan dan membangun sejumlah perangkat kampanye menjadi satu kesatuan. Melakukan sinergi antara item dan strategi kampanye modern dan tradisional sehingga terbentuk sistem yang cantik dan cerdas. Apa yang terjadi sekarang ini justru “perang” item kampanye konvensional. Seperti kaos, spanduk, baliho, stiker, dan lain-lain. Tidak hanya itu, kekuatan/konflik fisik pun mewarnai dan mencoreng nilai kampanye. Sesuatu yang sangat tidak diharapkan. Jumlah daftar pemilih bagi kandidat bupati/walikota/gubenur tentu merupakan data yang sangat penting. Dari data inilah nantinya bisa dijadikan informasi. Dan dari informasi yang ada akan dibuat sebuah pemetaan. Yakni peta untuk mengetahui yang menjadi kekuatan/pendukungnya yang kontra yang abstain yang mengambang yang ragu Dan lain-lain. Pemanfaatan ICT, seperti SMS, Call Centre, Radio daerah dan Situs merupakan langkah awal untuk bisa menjaring loyalis, mengenalkan sang kandidat sekaligus melakukan pemetaan awal. Untuk SMS, khususnya di daerah yang penetrasi ponselnya sudah relatif tinggi, dengan melakukan “pancingan” berupa Kuis SMS dengan tema yang mengarah pada sang kandidat, tanpa melakukan black campaign yang berhadiah menarik, tentu data yang masuk menjadi point tersendiri bagi sang kandidat. Data inilah yang harus diolah menjadi informasi yang bisa merebut hati dan pikiran calon pemilih. Ini pula peluang/kesempatan sang kandidat untuk bisa menjadikan pertemuan maya menjadi pertemuan nyata. Bagi kandidat, penerapan ICT dalam masa pra kampanye dan saat kampanye, bahkan saat perhitungan suara yang dilakukan oleh tim sukses dan loyalis untuk menjaga akuntabilitas KPUD tentu merupakan point plus tersendiri. Dibukanya kran kritik, akan memberikan image terhadap kandidat bahwa dirinya siap dikritik dan siap mendengarkan. Sementara masukan/data masyarakat berupa kritik dan lainnya dapat dijadikan masukan untuk meningkatkan kualitas kampanye. Memang benar, penetrasi ponsel tidaklah besar dibandingkan jumlah pemilih, Namun efek domino terhadap lingkungan sekitar inilah yang diharapkan mampu mendongkrak popularitasnya dan pada akhirnya memilih dirinya. Lagi-lagi ini adalah cara jitu menangkap basah “pasar” potensial dalam melakukan pemetaan. Sehingga bisa diketahui mana yang harus konsentrasi kampanyenya lebih besar, mana yang tidak. Namun saat ini di era teknologi yang semakin canggih, pemanfaatan radio ataupun sms sudah tidak begitu tepat, meskipun dalam beberapa porsi tetap dilakukan. Sekarang adalah jamannya digital marketing, pembentukan sebuah citra atau branding melalui dunia maya. Yaitu melalui social media dan website. Jika seorang calon tidak memanfaatkan digital marketing atau digital personal branding di era sekaran, bisa dipastikan akan tertinggal dengan saingannya. KOMUNIKASI MASSA. Memposisikan media sebagai sebuah kekuatan vital, sebagaimana tergambar dalam hypodermic theory. Dengan anggapan bahwasannya massa itu bodoh, pasif dan bisa dimanipulasi, iklan gencar-gencaran di pasang sebagaimana pamplet, spanduk dan baligo di pasang dimana-mana. Tetapi apapun praktek komunikasi massa yang dilakukan, figure yang tampil tetap menjadi bahan perhatian yang tidak akan pernah terlupakan. Karena elemen komunikasi massa tidak hanya media penyampaian informasi dan khalayak saja, tetapi juga figure alias komunikator sebagai aktor utama. Hal terakhir inilah yang mesti dicek kembali kelayakannya untuk dijadikan pilihan oleh masyarakat banyak. STRATEGI TWO STEP COMMUNICATION Pada jurusan lain strategi two step communication pun dilaksanakan baik dengan cara manipulatif maupun proses negosiasi politik yang elegant. secara manipulatif masing-masing calon memanfaatkan posisinya sebagai pimpinan beberapa perkumpulan. Bahkan membuat komunitas butan dan menyatakan sebagai pendukungnya. Sehingga tidak aneh bila masa pilkada ini banyak organisasi yang tiba-tiba muncul dan menyatakan dukungan.
Strategimarketing politik yang dilakukan tim mobil aspirasi pada masa kampanye pilpres 2014 dianalisis menggunakan teori 9 elemen Adman Nursal. Strategi marketing politik Adman Nursal meliputi segmentasi dari masyarakat yang dibidik, dapat tertanam lekat di benak masyarakat, memecahkan isu-isu yang berkembang di masyarakat, figur kandidat Workshop Jl. Komplek Taman Mangu Indah Blok A5 Tangerang Selatan 021 2227-5416 xFNmn. 12 276 272 489 426 492 382 215 203